Begini Cara Melatih Anak Untuk Berpuasa

Walaupun puasa tidak wajib bagi anak-anak, mereka pun sebaiknya dilatih berpuasa sesuai ajaran Islam. Nabi juga melatih anak-anaknya berpuasa.
Dalam salah satu hadis, Nabi Muhammad SAW Mengatakan, “Kami puasakan pula anak-anak kecil kami, dan kami berangkat ke masjid dengan menjadikan mainan dari kapas buat mereka, jika ada salah seorang dari mereka menangis minta makanan, kami berikan mainan itu kepadanya sampai masuk waktu berbuka.” (Hadits Riwayat Bukhari dan Muslim).
Di hadits memang tak tercantum keterangan tegas soal kapan saat yang tepat untuk melatih anak-anak berpuasa. Yang ada adalah keterangan bahwa, saat mereka menangis maka puasa harus dihentikan dan boleh membatalkan puasa.
Usia yang ideal untuk melatih anak-anak berpuasa yaitu mulai umur tujuh tahun sebagaimana anjuran nabi untuk mengajarkan anak sembahyang. Jika sebelum umur tersebut sudah mampu, boleh mulai dilatih dengan tetap memperhatikan kondisi si anak dan tidak memaksanya.
Menurut Psikolog, anak usia mulai 4 tahun bisa dilibatkan dalam ritual agama sederhana, termasuk saat Ramadhan. Misalnya dengan dikenalkan pada suasana puasa. Seperti ikut bangun makan sahur dan berbuka puasa. Tetapi tentu saja, sebagai orangtua kita harus mencontohkannya terlebih dahulu.
Lakukan secara bertahap Sebelum melatih anak berpuasa, pastikan terlebih dulu anak dalam keadaan sehat. Dianjurkan latihan puasa pada anak harus dilakukan secara bertahap, tidak bisa langsung 13 jam. Awalnya, bisa dilatih puasa sejak sahur sampai pukul 09.00, kemudian ditingkatkan waktu sahur sampai pukul 12.00,lalu seharian penuh.
Dengan cara bertahap, anak bisa melatih kondisi fisiknya dan tidak kaget bila suatu saat harus menahan lapar seharian penuh (13 jam). Puasa di pekan pertama biasanya adalah saat yang berat bagi anak. Mereka harus mengondisikan lambung berubah ritme kerjanya. Setelah beberapa hari barulah anak bisa beradaptasi.
Sama seperti orang dewasa, saat sahur dan berbuka anak-anak harus mengonsumsi karbohidrat kompleks. Karbohidrat kompleks lebih lama dicerna lambung sehingga menciptakan rasa kenyang lebih lama. Sumber karbohidrat kompleks dapat diperoleh dari beras atau kentang. Hindari konsumsi karbohidrat simpleks seperti makanan yang manis dan mengandung gula karena akan membuat cepat lemas disiang hari.
Selain itu, di kedua waktu makan itu anak harus memperoleh asupan yang lengkap, mulai dari karbohidrat, protein, lemak, mineral, dan vitamin. Makanan berserat seperti sayur dan buah dianjurkan untuk dikonsumsi karena juga memberikan efek kenyang. Saat berpuasa, sebaiknya anak-anak menghindari aktivitas berat, agar tak terjadi kondisi kekurangan cairan. Dengan demikian, asupan cairan pada saat puasa pun harus cukup.
Jangan dipaksakan Latihan puasa bagi anak jangan sampai menjadi beban anak. Kalau anak sudah menyatakan tidak kuat, segera hentikan. Pada kasus tertentu, ada anak-anak yang tetap memaksa berpuasa meski kondisinya sudah lemah. Sebagai orangtua, kita harus memantau kondisinya. Bila anak terlihat lemas, bujuk dia agar membatalkan puasa.
Terakhir, sekecil apapun keberhasilan anak dalam berlatih puasa, Anda harus memberikan penghargaan pada usahanya itu. Apalagi momen itu merupakan saat pertama si kecil ikut berpuasa. Ingat, jangan membanding-bandingkan pengalaman puasa anak lain dengan anak Anda. Kondisi dan kekuatan setiap anak sangatlah berbeda.
Selamat Berlatih berpuasa.