Komunitas muslimah berhijab biasa kita dengar dengan kata hijabers. Komunitas difungsikan sebagai sarana berkumpulnya para kaum wanita dengan visi dan misi yang sama baik dari segi keyakinan, bergaya atau berbusana, bahkan kesamaan status.
Seperti komunitas yang satu ini, Hijabers Mom Community (HMC) yang dibentuk sejak 24 September 2011 lalu. HMC hadir sebagai salah satu sarana bagi wanita muslimah yang berhijab dan telah menikah untuk mewakafkan waktunya ke arah yang lebih positif, yakni dengan memberikan manfaat kepada masyarakat luas, setelah menyelesaikan urusan keluarganya di rumah.
Berawal dari persahabatan lima orang founder yakni Irna Mutiara, Monika Jufry, Hannie Hananto, Jeny Tjahyawati, dan Najua Yanti. Bukan kebetulan jika Allah mempertemukan mereka lantaran kesamaan profesi sebagai desainer busana muslim yang haus ilmu, serta ingin berkontribusi untuk masyarakat luas.
“Kelima founder ini, melihat semangat anak-anak muda yang telah bersatu lewat Hijabers Community, kenapa tidak, kita para kita para ibu-ibu dengan semangat yang sama seperti mereka bisa lebih baik berguna bagi masyarakat,” ungkap Mom Dian selaku Ketua HMC Bandung kepada Alhikmah September 2015 lalu.
“Itulah salah satu alasan kenapa HMC ini dibuat, supaya ibu-ibunya juga bisa memberikan kontribusi yang lebih baik,” lanjutnya.
HMC ini hadir untuk memberikan warna lain terhadap komunitas yang sudah ada. Sebagai wadah bagi muslimah untuk saling bertukar wawasan baik mengenai sosial kemasyarakatan (hablumminannas) maupun peningkatan ketaqwaan (hablumminallah).
“Visi yang diusungnya pun adalah menjadi sebaik-baik manusia yang bisa memberi manfaat untuk orang lain, dengan mengutamakan kebersamaan, saling menghormati perbedaan mazhab untuk mewujudkan Islam sebagai Rahmatan lil alamin,” tutur Mom Dian saat ditemui di Masjid TSM Bandung.
HMC tak hanya komunitas yang sekadar perkumpulan ibu-ibu di arisan. Namun mereka memiliki kegiatan rutin yang tentunya memberikan manfaat bagi orang banyak.
Memaknai Hijab
HMC sebagai komunitas kaum muslimah memandang hijab itu suatu kewajiban bagi wanita muslim, bagaimana manusia sebagai hamba Allah ridho terhadap ketentuan Allah.
“Dulu, banyaklah seperti Islam KTP, istilahnya. Islam tapi tidak pakai hijab. Tapi sekarang dengan adanya hijab modern, tapi tidak keluar dari nilai-nilai syari. Jadi intinya, hijab itu soal ketaatan terhadap ketentuan Allah,” ujar Mom Dian.
Sementara saat ditanyakan pendapatnya bahwa berhijab kini menjadi suatu tren, Dian mengaku setuju. terlepas dari beragam bentuk hijabnya pasti mereka akan menemukan kenyamanan sendiri.
“Paling penting menurut saya itu, pakai dulu deh. Dengan pakai jilbabkan jadi nge-rem tuh. Dari situ mungkin kita ada keinginan untuk mencari mana yang benar, dan salah. Nah, sejalan dengan itu bisa mencari yang lebih baik, mencari hijab yang benar sesuai tuntutan agama itu yang seperti apa,” kata Dian.
“Kan ada yang bilang ‘ah hatinya dulu saja, kemudian baru pakaiannya’. Sebetulnya bukan seperti itu. Antara hijab dengan akhlak atau perilaku itu hal yang berbeda. Kalau berhijab memang kewajiban, jadi suka tidak suka kalau kita umat muslim memang kewajibannya seperti itu, karena ini urusannya pertanggungjawaban kita pribadi dengan Allah. Jadi bagaimana Allah akan menilai perilaku kita baik, kalau kita sendiri tidak mentaati peraturan Allah,” paparnya.
Mom Dian sendiri, dengan adanya Komunitas HMC ini berharap bisa melakukan syiar melalui kegiatan-kegiatan yang telah ada, termasuk pencarian ilmu, semisal makna hijab yang sesuai ajaran Islam itu bagaimana.
“Iya, dengan diadakannya pengajian yang menghadirkan ustaz dan ulama, insya Allah, kita akan lebih paham tentang makna berhijab dan bagaimana cara berhijab yang baik dan benar,” pungkasnya. [alhikmah]