Balita Anak

Menyikapi Perilaku Tantrum pada Anak Secara Bijak dan Efektif

Perilaku tantrum pada anak adalah situasi di mana anak mengekspresikan kemarahan atau frustrasi dengan cara yang intens, seperti menangis keras, berguling-guling di tanah, atau bahkan menjatuhkan barang-barang. Ini sering terjadi ketika anak merasa keinginannya tidak terpenuhi. Meskipun perilaku ini umum terjadi pada usia balita, sebagai orangtua, Anda perlu tahu bagaimana menghadapi dan mengatasi tantrum dengan bijak untuk memastikan pertumbuhan emosional yang sehat bagi anak Anda.

Allah SWT dalam firman-Nya menyampaikan bahwa harta dan anak-anak adalah cobaan bagi manusia. Ini menunjukkan bahwa tanggung jawab membesarkan anak adalah ujian yang perlu dijalani dengan penuh kesabaran dan kebijaksanaan. Bagaimana seorang anak diasuh dan dibimbing dalam mengatasi perilaku tantrum akan berdampak pada perkembangan mereka di masa depan.

Menghadapi Perilaku Tantrum dengan Bijak:

1. Pertimbangkan Rentang Usia: Perilaku tantrum adalah hal wajar pada usia balita, tetapi jika terus berlanjut hingga anak menginjak usia sekolah, perhatian lebih serius diperlukan. Rentang usia 6-12 tahun yang masih menampilkan perilaku tantrum mungkin mengindikasikan adanya masalah seperti Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD).

2. Diam dan Amankan: Ketika anak sedang tantrum, pertama-tama, pastikan anak dalam keadaan aman dari bahaya. Biarkan anak merasakan perasaannya, namun tetap awasi situasi sekitar.

3. Sabar dan Tegas: Hindari reaksi marah dan jangan pernah memukul anak sebagai bentuk penyelesaian. Sikap tegas namun penuh kesabaran adalah kunci menghadapi tantrum. Tegaskan keputusan Anda dengan tenang dan jelas.

4. Batasi Pemenuhan Keinginan: Jangan memenuhi keinginan anak saat tengah tantrum. Memenuhi permintaan mereka hanya memperkuat perilaku tantrum. Jelaskan dengan tenang bahwa memenuhi kebutuhan mereka saat itu tidak akan menyelesaikan masalah.

5. Komunikasi dengan Pasangan: Orangtua perlu bersinergi dalam menghadapi perilaku tantrum anak. Kesepakatan dan konsistensi dalam pendekatan sangat penting. Hindari menjadi pahlawan bagi anak dengan membenarkan perilaku tantrum mereka.

6. Berkomunikasi dengan Orang Lain: Beri pengertian kepada orang terdekat, seperti keluarga dan pengasuh, mengenai pendekatan yang Anda gunakan dalam mengatasi tantrum anak. Diskusikan tentang tujuan Anda dan hasil yang ingin dicapai.

7. Penjelasan Tanpa Emosi: Berikan penjelasan tanpa emosi kepada anak tentang perilaku tantrum dan mengapa itu tidak diterima. Jika anak memahami alasan di balik keputusan Anda, mereka lebih cenderung mengerti.

Menyikapi perilaku tantrum anak adalah bagian penting dalam mendidik dan membentuk karakter anak. Dengan memberikan respon yang tepat dan bijaksana, Anda membantu anak mengatasi emosinya dengan cara yang positif. Allah SWT memberikan tanggung jawab kepada orangtua untuk merawat dan membimbing anak-anak mereka dengan penuh kasih sayang dan kebijaksanaan, sehingga mereka tumbuh menjadi individu yang kuat secara emosional dan spiritual.

Related Articles

Back to top button