Waspadai Vaksin Bisa Penyebab Anak Autis

Autisme merupakan kondisi otak terganggu dimana terdapat kesulitan dalam berkomunikasi dan berinteraksi dengan orang lain.
Kebanyakan penyandang autisme mengalami kesulitan dalam menjalin relasi dengan orang lain.

Gejala biasanya timbul sebelum anak berusia kurang dari 3 tahun:

  • Terdapat gangguan keterlambatan belajar berbicara atau bahkan tidak bisa berbicara sama sekali
  • Melakukan kegiatan ataupun perilaku yang berulang-ulang (repetitive) dan obsesif. Misalnya: melakukan suatu gerakan tubuh yang berulang dan akan kecewa dan marah jika rutinitas tersebut diubah.
  • Tidak dapat melakukan kontak mata dengan lawan bicara
  • Cenderung menarik diri dan lebih suka bermain sendiri.

Autisme awalnya diduga cenderung bersifat genetik dan diturunkan. padahal dasar genetik masih kurang jelas, namun dikatakan adanya mutasi genetik. Penelitian yang lebih meyakinkan mengatakan penyeba autisme terkait dengan kondisi lingkungan, misalnya: logam berat, pestisida, dan yang paling menjadi momok adalah vaksin.

Salah satu kandungan pada vaksin yang telah diteliti secara spesifik adalah thimerosal, yang sebelumnya pernah digunakan sebagai bahan pengawet pada beberapa jenis vaksin.

Thimerosal merupakan suatu jenis pengawet yang mengandung merkuri yang digunakan sejak tahun 1930. Thimerosal ditambahkan ke dalam vial (botol) vaksin untuk mencegah pertumbuhan bakteri dan jamur sewaktu jarum suntik memasuki vial. Namun, pada bulan Juli tahun 1999, the American Academy of Pediatrics dan beberapa pabrik farmasi memutuskan untuk menarik vaksin yang mengandung thimerosal dari peredaran karena diduga kuat penyebabkan kondisi autisme.

Akhir-akhir ini muncul bantahan soal thimerosal namun para pakar masih meyakini peran vaksin sebagai penyebab Autisme.